Pada suatu hari hiduplah sebuah
keluarga yang jauh dari kata sederhana dan cukup yang terdiri dari Ayah, Ibu,
dan 2 orang anak. Mereka hidup jauh di bawah dari kata cukup, setiap hari harus
mengais sampah untuk mencari makanan sisa. setelah hidup miskin terlalu lama,
sang ayah memutuskan untuk pergi mencari sebuah perkerjaan yang layak yang
dapat menghidupkan keluarganya, akhirnya tinggal sang ibu dan kedua anaknya
tersebut.
Mereka
bertiga masih hidup dalam kesusahaan karna sang ayah yang pergi telah begitu
lama tak kembali, akhirnya mereka masih menjalankan kehidupan yang seperti
biasanya. Pada suatu sore Ibu dan kedua anaknya tersebut sedang mencari makan
di sebuah tempat sampah di sebuah sekolah dasar. Ketika mereka sedng mencari
makan, tiba tiba si bungsu menangis lalu sang ibu bertanya “mengapa kamu menangis sayang?” lalu sang
anak pun menjawab “aku ingin sekali merasakan bagaimana enaknya sekolah ibu”
sambil menahan air matanya sang ibu pun memeluk kedua anaknya itu.
Ketika
mereka sedang dalam perjalanan pulang, sang ibu yang sedang merapihkan koran
tempat yang biasa nya mereka gunakan untuk tidur itu ia menenmukan sebuah
bacaan yang dapat menghasilkan banyak uang. Akhirnya pada malam itu mereka
tidur seperti biasa tanpa selimut tanpa atap dan tanpa seorang ayah yang
menjaga mereka bertiga.
ketika pagi
datang dan saat kakak beradik ini sudah bangun mereka merasakan persaaan aneh
yang tidak biasa, sang ibu yang sedang melamun melihat jauh kedepan dengan
tatapan yang kosong. Ketika sang kakak hendak mengajak mereka untuk mencari
makan, tiba tiba sang ibu berkata “nak, ibu pergi sebentar yah mau mencari uang
dan makan untuk kita, kamu jaga adik mu yah kamu harus jadi anak yang baik,
jangan jahati atau tinggalkan adikmu sendirian, ibu pergi untuk kebaikan kita
bertiga, ketika ibu kembali ibu janji akan membawa uang dan makanan untuk kita”
lalu sang anak pun meng iyakan perkataan ibunya. setelah itu sang ibu pun pergi
seperti yang di katakannya. seharian pergi dan tak ada kabar, tiba tiba ada
orang asing yang datang mendekat, di lihat dari penampilannya orang tersebut
adlah orang yang sangat bergelimang harta. Bingung dan takut kedua kakak beradi
itu karna melihat kedatangan orang asing tersebut, mereka memikirkan ibu mereka
yang berjanji akan kembali dengan membawa uang dan makanan, an berharap sang
ibu tidak mengikari janjinya seperti sang ayah yang pergi meninggalkan mereka
begitu saja.
ketika orang
asing itu mendekat, mereka menunduk ketakutan berpelukan erat sambil berdoa,
semoga hal buruk tidak menimpa mereka, ketika mereka berdoa orang asing
tersebut sudah berdiri di depan mereka lalu berkata “apakah benar ibu kalian
bernama Rosmina?” mendengar nama sang ibu di sebut sang kakak yang tadinya
menunduk langsung melihat secara tajam ke arah orang asing tersebut sambil
menganggukan kepala, lalu orang asing tersebut mengajak kedua anak itu pergi
dari tempat itu, dengan perasaan yang takut dan was was kedua anak itu
mengikuti perintah orang asing tersebut.
Ketika
mereka mengikuti orang asing tersebut, kedua anak ini berdoa dan menyebutkan
nama ibu mereka, berharap tidak akan terjadi hal buruk apapun terhadap mereka,
ternyata mereka di ajak kesebuah mall, setelah itu mereka di daftarkan di sebuah sekolah terbaik
di kota itu , dan mereka di antarkan kerumah baru mereka, alangkah senangnya
kedua anak itu, karna mengetahui betap baiknya orang asing tersebut, lalu di
tengah mereka sedang melihat lihat rumah barunya dan sang adikpun sedang asik
mencoba baju sekolah mereka, sang kakak pun bertanya. dimana ibu mereka, dengan
tampang yang tadinya ceria dan bersahaja setelah mendengar pertanyaan tersebut
orang asing tersebut tidak menjawab, melainkan hanya mengantarkan kedua anak
itu kesebuah tempat, yang sudah di tunggu – tunggu ibu mereka, dalam perjalanan
anak itu terlihat sangat kebingungan karna tempat yang mereka tuju tidak
terlihat seperti tempat yang baik dan bagus, melainkan sebuah tempat
peristirahatan terakhir. gundukan tanah yang masih merah dan basa yang sangat
banyak di tempat tersebut.
Akhirnya setelah
mereka sampai pada suatu gunduka tanah yang masih sangat baru dan basah, di
sana ada papan yang tertulis nama ibu mereka dan tanggal yang tertera pada hari
yang sama. Alangkah kaget marah takut nya mereka, kedua anak tersebut pun
mangis sambil menjerit – jerit memanggil nama sang ibu, lalu di tengah
trangisan mereka, sang kakak pun akhirnya mempunyai tenaga untuk bertanya
kepada orang asing tersebut. “Kenapa ini bisa terjadi?! kamu apakan ibu kami?!
apa yang terjadi dengan ibu kami?! kami ingin ibu kembali!!!” lalu dengan sabar
orang asing yang lelaki sepruh baya itu menjawab “ibu kalian merelakan
jantungnya untuk ibu saya yang sedang terbaring kritis di rumah sakit, denga
ganti saya menjamin kehidupan kalian, ia meminta kalau kalian harus di
sekolahkan, karna kalian sangat ingin sekolah, ibu kalian juga meminta saya
untuk tidak menceritakan hal ini ketika
pertama kali bertemu kalian.” lalu sang anak menangis kembali , lalu orang
tersebut melanjutkan perkatannya “ ibu kalian menitip pesan, biar pun ia sudah
tidak ada ia akan tetap menjaga dan mengawasi kalian, ia menitip pesan kalau
kalian harus saling menjaga, jangan sling menjahati, dan jangan pernah
meninggalkn satu sama lain, saya tahu apa yang saya perbuat mungkin tidak
pernah cukup untuk kalian, namun saya akan tetap berusaha untuk memebuhi janji
saya kepada ibu kalian, ibu kalian menukar hidupnya untuk hidup kalian agar
lebih baik, maka dari itu saya akan berusaha untuk mewujdkan impian ibu kalian,
sebagai wujud dari terimakasih saya karna telah memeberikan jantungnya untuk
ibu saya.
bukti wujud
kasih sayang seorang ibu memang sangat besar dan tanpa batas. ia rela
mengorbankan hidunya untuk kehidupan sang anak agar dapat kehidupan yang layak. Cinta dan pengorbanan seorang ibu adalah wujud
sebuah cinta sejati yang tak bisa dinilai dan tergantikan. Cinta sang ibu telah
membawa kebahagiaan bagi sang anak. Inilah makna sesungguhnya dari sebuah cinta
yang murni. Karena itu, sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan jasa
seorang ibu. Sebab, apa pun yang telah kita lakukan, pastilah tak akan
sebanding dengan cinta dan ketulusannya membesarkan, mendidik, dan merawat kita
hingga menjadi seperti sekarang. Jadikan ibu kita sebagai suri teladan
untuk terus berbagi kebaikan. Jadikan beliau sebagai panutan yang harus selalu
diberikan penghormatan, sebab, dengan memperhatikan dan memberikan kasih sayang
kembali kepada para ibu, kita akan menemukan cinta penuh ketulusan dan
keikhlasan, yang akan membimbing kita menemukan kebahagiaan sejati dalam
kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar